Awali setiap perbuatan dan tindakan dengan menucapkan "Basmallah" ..... Niatkan Ibadah, Semangat, Segerakan, dan Doakan .... Setelah Selesai ... Kerjakan yang lain ....

21 June 2012

Standar Penulisan Referensi Menurut IEEE

Reposting dari Blog : http://pelangitakpernahmendung.blogspot.com/2011/10/standar-penulisan-referensi-menurut.html

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah, salah satunya yaitu penulisan referensi. Tak jarang kita masih saja mengulang kesalahan-kesalahan dalam menuliskan referensi. Mengapa referensi begitu penting? Alasannya karena daftar referensi mampu menunjukkan sumber-sumber data yang digunakan oleh penulis sehingga memudahkan pembaca mengetahui sumber-sumber yang digunakan dalam suatu karya ilmiah. Ada banyak versi penulisan referensi. Salah satunya yang akan saya bahas pada postingan kali ini yaitu standar penulisan referensi menurut Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE). Gaya pengutipan IEEE saat ini secara luas digunakan dalam publikasi listrik, elektro, dan komputasi. IEEE menyediakan langkah-langkah bagi penulis untuk setiap tipe publikasi seperti jurnal, majalah, koran, dan standar.


1.   Buku
Komponen-komponen kutipan:
Inisial atau nama awal penulis. Nama, atau nama organisasi, Judul buku diikuti tanda titik jika tidak ada pernyataan edisi, atau koma jika ada pernyataan edisi, ed., Edisi (kecuali pertama). Kota tempat publikasi: Penerbit, Tahun Penerbitan.

Selain itu, untuk rincian kutipan di atas, berikan jumlah halaman jika anda telah mengutip fakta atau bahan khusus misalnya halaman 28-30.

Contohnya:
R. Yvonne and S. Helen, Interaction Design: Beyond Human-Computer Interaction, ed. 2nd. United States of America: John Willey & Sons, 2002.

2.   Paper dari konferensi
Komponen-komponen pengutipan:
Inisial atau nama awal penulis. Nama, “Judul Paper,” in Judul Konferensi, nama awal nama akhir editor jika tersedia, Ed. Tempat publikasi: Penerbit jika tersedia, Waktu publikasi, pp. halaman awal dan akhir halaman dari paper.

Contohnya:
S.W. Dunwell, "Design Objective for The IBM Stretch Computer," in The Eastern join Computer Conference. New York: America Institute of Electrical Engineers, 1956, pp. 20-22. 

3.   Artikel dalam Jurnal
Komponen-komponen dari kutipan:
Inisial atau nama awal penulis. Nama, “Judul Artikel,” Judul Jurnal, vol. Volume, (nomor edisi), pp. halaman pertama dan akhir dari artikel, Tanggal bulan tahun issue jika tersedia.

Contoh:
K. P. Dabke and K. M. Thomas, "Expert system guidance for library users," Library Hi Tech, vol. 10, (1-2), pp. 53-60, 1992.

4.   Tesis atau Disertasi
Komponen-komponen dari Kutipan:
Inisial atau nama awal penulis. Nama, “Judul Tesis,” Tipe tesis disertasi PhD atau disertasi doktoral atau tesis magister, Jurusan, Universitas, Tempat, negara, tahun publikasi.
                  
Contoh:
S. Birch, "Dolphin-human interaction effects: frequency mediated psychophysiological responses in biological systems," doctoral dissertation, Dept. Electrical and Computer Systems Engineering, Monash University, Victoria, Australia, 1997.


5.    Sumber Elektronik

        Buku Elektronik


Komponen-komponen dari kutipan:
Inisial atau nama awal penulis. Nama. (Tahun publikasi, bulan hari). Judul. (ed. Edition kecuali pertama). [Jenis media]. Jumlah volume jika diperlukan. (jumlah issue jika dibutuhkan). Available: site/path/file.

Contoh:
C. Crawford. (1982). The Art of Computer Game Design. [Online]. Available: http://users.wpi.edu/~bmoriarty/imgd202x/docs/ACGD.pdf 

  • Artikel dalam Jurnal online


Komponen-komponen kutipan:
Inisial dan nama awal penulis. Nama. (tahun, bulan). Judul artikel. Judul jurnal. [jenis media]. Jumlah volume (jumlah edisi), pp. halaman awal dan akhir artikel. Available: site/path/file.

Catatan: Penyingkatan bulan yang dapat diterapkan: penulisan Mei, Juni, dan Juli secara penuh. Penyingkatan bulan lainnya: Jan., Feb., Mar., Apr., Ags., Sept., Okt.,Nov., dan Des. Gunakan garis miring untuk kasus dua bulan (Ags./Sept. 2000) dan tanda penghubung untuk kuartal (Juli-Sept. 2000) sebagaimana direkomendasikan oleh IEEE Computer Society Style Guide. 

Contoh:
L. Czerniewicz. (2008, Nov.). Distinguishing The Field of Educational Technology. The Electronic Journal of e-Learning. [Online]. 6 (3), pp. 171-178. Available: http://www.ejel.org/volume6/issue3

  • Paper konferensi elektronik


Komponen-komponen kutipan:
Inisial atau nama awal penulis. Nama. (bulan, tahun). Judul. Presented at Judul conferensi. [jenis media]. Available: site/path/file.

Contoh:
R.A. Henle. (Des., 1956). High-Speed Transistor Computer Circuit Design. Presented at The Join Computer Conference. [Online]. Available: http://www.textfiles.com/bitsavers/pdf/ibm/7030/1956_fallJCC.pdf 

  • Website
Komponen-komponen kutipan:
Penulis. (bulan, tahun). Judul. [Jenis media]. Available: site/path/file.

Contoh:
A. Garg. (2010, May). Future of Learning Technology-2015. [Online]. Available: http://www.upsidelearning.com/blog/index.php/2010/05/07/future-of-learning-technology-2015/


Contoh Format Daftar Referensi:

Referensi harus terdaftar dalam urutan di mana mereka dikutip (urutan numerik) tidak dalam urutan abjad

[1] R. Yvonne and S. Helen, Interaction Design: Beyond Human-Computer Interaction, ed. 2nd. United States of America: John Willey & Sons, 2002.
[2] S.W. Dunwell, "Design Objective for The IBM Stretch Computer," in The Eastern join Computer Conference. New York: America Institute of Electrical Engineers, 1956, pp. 20-22.
[3] K. P. Dabke and K. M. Thomas, "Expert system guidance for library users," Library Hi Tech, vol. 10, (1-2), pp. 53-60, 1992.
[4] S. Birch, "Dolphin-human interaction effects: frequency mediated psychophysiological responses in biological systems," doctoral dissertation, Dept. Electrical and Computer Systems Engineering, Monash University, Victoria, Australia, 1997.
[5] C. Crawford. (1982). The Art of Computer Game Design. [Online]. Available: http://users.wpi.edu/~bmoriarty/imgd202x/docs/ACGD.pdf 
[6] L. Czerniewicz. (2008, Nov.). Distinguishing The Field of Educational Technology. The Electronic Journal of e-Learning. [Online]. 6 (3), pp. 171-178. Available: http://www.ejel.org/volume6/issue3
[7] R.A. Henle. (Des., 1956). High-Speed Transistor Computer Circuit Design. Presented at The Join Computer Conference. [Online]. Available: http://www.textfiles.com/bitsavers/pdf/ibm/7030/1956_fallJCC.pdf 
[8] A. Garg. (2010, May). Future of Learning Technology-2015. [Online]. Available: http://www.upsidelearning.com/blog/index.php/2010/05/07/future-of-learning-technology-2015/

[2] Pelangi Tak Pernah Mendung (2012, Juli). Standar Penulisan Referensi Menurut IEEE. [Online]. Availabel:http://pelangitakpernahmendung.blogspot.com/2011/10/standar-penulisan-referensi-menurut.html
Wednesday, October 12, 2011

20 June 2012

Tugas E-Bisnis Pra UAS


TUGAS E-Business
Riksa Ahmad Khaydar
113040276

1.      Bagaimanakah menurut anda perubahan paradigma dan revolusi teknologi, membantu atau menambah repot, uraikan dan jelaskan pendapatnya?
 Jawab :
Menurut pendapat saya sangat membantu, karena hampir semua kegiatan transaksional dapat dilakukan di sini.
Dengan dukungan perkembangan teknologi  itu akan terjadi kecenderungan sebagai berikut: pendidikan yang hanya berlangsung di dalam kelas akan digantikan dengan keluwesan dalam hal cara dan media penyampaian. Pendidikan bukan lagi sekadar transfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi akan diganti dengan kegiatan bersama-sama menemukan ilmu pengetahuan.

2.      Apakah perbedaan dan persamaan dari teknologi informasi dan sistem informasi dan kaitannya dengan e-bisnis?
Jawab :
Persamaan Teknologi Informasi dan Sistem informasi :
Dilihat dari tujuan SI dan TI mempunyai satu tujuan yang sama yaitu mengolah suatu data menjadi suatu informasi yang dibutuhkan oleh pengguna/user. 2. Baik SI dan TI di dukung dengan peralatan elektronik yaitu Komputer.

Perbedaan Teknologi Informasi dan Sistem informasi :
Sistem informasi adalah sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya. Sedangkan Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga: lebih cepat, lebih luas sebarannya dan lebih lama penyimpanannya.Sistem informasi lebih kepada informasi dan cara mengelolahnya sehingga menghasilkan informasi sedangkan teknologi informasi lebih kepada infrastrukturnya. dan sistem teknologi informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari infrastruktur-infrastruktur yang digunakan untuk menghasilkan suatu informasi.
Teknologi informasi adalah kebutuhan manusia didalam mengambil dan memindahkan , mengolah dan memproses informasi dalam konteks social yang menguntungkan diri sendiri dan masyarakat secara keseluruhan. Bagaimana implikasinya agar dapat menguntungkan secara individual dan masyarakat secara keseluruhan tidak didifinisikan secara lebih khusus. Sistem informasi adalah sebuah sistem informasi yang mempunyai fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

(Jawaban di atas diambil dari berbagai sumber, isinya merupakan postingan dalam blog-blog lain yang semua jawabannya hampir sama)

19 January 2006

Naluri Keibuan



Di dirimu terpancar Naluri keibuan!
Seorang Bayipun Tenang dalam dekapanmu,
yang penuh kasih dan sayang,
dalam dekapan mu penuh dengan kehangatan,
Dia tak ragu, tak merasa takut akan teraniaya atau terabaikan.
Dia percaya akan dirimu akan kasih seorang ibu,
Walau kau bukan ibunya!
Itu Adalah Berkah untukmu,
Kau Punya Itu!
Karena berkah itu tak selalu ada pada setiap Wanita,
Duhai yang mempunyai itu, Siapkah Kau Menjadi Ibu?



Ihhhhhhh....hhh.... Lucu...uu
deh Kamu..., hihi!

30 December 2005

Mencari dan Berharap Ridho 4JJ1

Ya Allah .. Ya Rabb
Berkahilah Hubungan Kami
Jadikan kami Pasangan yang di-Ridhoi oleh-Mu Ya Allah,
Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim
Jadikan Kami Pasangan Dunia Akhirat
Rekatkan Kami Dalam Ikatan Pernikahan
Pelihara Rasa Sayang dan Cinta Dalam diri Kami,
Dasari Semua ini karena Iman Taqwa kepada-Mu Ya Rabb.
Masukan Kami dalam Golongan Orang-orang Yang bersyukur kepada-Mu.
Amin...Amin...Amin.

16 December 2005

Menjadi Bidadari yang Didambakan

Menjadi Bidadari yang Didambakan
Menjadi bidadari bagi suami di dunia dan akhirat, adalah cita-cita tertinggi seorang muslimah sebagai istri. Mengapa tidak cukup menjadi bidadari di dunia saja? Toh, Allah sudah menjanjikan bidadari-bidadari di syurga bagi para suami (muslimin) yang shaleh. Justru itulah sebabnya. Tidak cemburukah para istri jika perannya digantikan oleh wanita-wanita lain yang kebetulan seorang bidadari? Oleh karenanya, adalah sebuah dambaan bagi seorang istri untuk menjadi ratu bidadari bagi suaminya kelak di syurga. Karena istri atau wanita pendamping suami ketika hidup di dunia lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan bidadari-bidadari syurga, karena ibadahnya kepada Allah. Wanita dunia menjalankan sholat, shaum, dan semua amaliah ibadah lainnya, sedang bidadari syurga tidak.

Al-Qur’an maupun Hadits Rasulullah SAW banyak menyebutkan tentang sosok bidadari syurga. Teramat banyak ilustrasi indah yang dinyatakan untuk menggambarkan bidadari syurga. Istri-istri yang disediakan oleh Allah tersebut, yang dinyatakan berjumlah ‘72’, adalah wanita abadi dan suci, cantik jelita nan lembut gemulai… tiap kali berkumpul bersama mereka tidak ada kata bosan dan jenuh. Jika bidadari menampakkan wajahnya, terpancarlah keindahan antara langit dan bumi. Bidadari yang sempurna, indah perangai, indah segala. Mereka tidak pernah disentuh oleh penghuni-penghuni syurga selain suaminya. Ketika sang mukmin masuk syurga bidadari akan menyambutnya dengan pelukan hangat dan erat dengan jari dan telapak tangan yang lembut dan indah. Mereka selalu bernyanyi riang gembira, tiada sedih tiada duka, mereka menyanyikan kidung-kidung, tasbih, tahmid, serta pujian kepada Allah. Jika bidadari syurga ke bumi niscaya wanginya akan memenuhi seluruh bumi… Subhanallaah..

Adalah tugas besar dan berat bagi seorang istri untuk menjadi bidadari di antara bidadari lain bagi suaminya. Karena hanya seorang istri yang shalihahlah yang kelak dapat menjadi ratunya bidadari syurga. Dengan kata lain, seorang istri haruslah masuk syurga, sehingga bisa mendampingi suaminya. Disebutkan: Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah bersabda: “Jika perempuan shalat lima waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, niscaya ia akan masuk syurga.” (HR. Al-Bazaar). Tapi bukan sebatas itu, banyak hal lain yang harus diperhatikan dan diutamakan untuk dilaksanakan bagi seorang istri agar dapat mendampingi suami di syurga, yakni:

1. Senantiasa taat pada Rabb-nya. Segala ketentuan dan ketetapan Rabb-nya diterima dengan tulus ikhlas, tiada rasa berat di hati. Oleh karenanya, seorang wanita jika ingin menjadi bidadari dunia akhirat hendaknya bisa memingit dirinya dari segala macam perbuatan maksiat dan durhaka.
2. Membantu suami taat pada Rabb-nya. “Harta yang utama adalah lisan yang senantiasa berdzikir, hati yang senantiasa bersyukur dan istri beriman yang membantu suami dalam menegakkan bangunan imannya”. (Hr. Ibnu Majah dan Tirmidzi, hasan).
3. Yang termasuk ciri istri yang shalehah yang akan menjadi ratunya bidadari di syurga nanti adalah yang taat kepada suaminya bahkan dikatakan tidak dianggap taat kepada Allah jika tidak mau taat kepada suaminya dalam hal yang ma’ruf.
4. Bersikap sebagaimana istri yang shalihah terhadap suami, yang diwujudkan dengan sikap a.l: menghargai suami, selalu bersikap lembut dan sopan di hadapan suami, menampakkan pandangan yang teduh dan tenang, senantiasa bertutur lembut dan manis, selalu berkata yang baik, merdu dan riang kepada suami, menghiburnya setiap saat, selalu berhias dan menjaga kecantikan dirinya untuk suami, dlsb.

Telah banyak keterangan sebagai panduan bagi seorang istri dalam bersikap kepada suami.
- “Sebaik-baik wanita adalah yang jika engkau melihatnya, akan membahagiakan dirimu, jika engkau memerintahnya akan mentaatimu, dan jika engkau tidak berada di sampingnya ia akan menjaga hartamu dan dirinya sendiri.” (HR. Ibnu Jarir dan Nasa’I dari Abu Hurairah ra. Hadits Hasan).
- Ali bin Abi Thalib berkata tentang istrinya (Fathimah ra.): “Ketika aku memandangnya, hilanglah kesusahan dan kesedihanku.”
- “Hak suami terhadap istrinya adalah sekalipun seandainya terdapat luka pada kulitnya kemudian istri menjilatinya selama itu dapat memenuhi hak-hak suaminya maka lakukan.” (HR. Hakim dari Abu Sa’id Al-Khudri ra., hadits Shahih).
- “Janganlah seorang perempuan menyakiti suaminya di dunia, kalau tidak, maka bidadari-bidadari istrinya di syurga akan berkata kepadanya: “Janganlah kamu menyakitinya, sesungguhnya ia adalah tamu bagimu yang sebentar lagi akan meniggalkanmu untuk berkumpul bersama kami.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi dari Mu’adz bin Jabal ra. Hadits shahih).
- Khadijah adalah teladan istri yang baik yang mampu menentramkan hati suami yang sedang gelisah, tatkala Rasulullah saw menerima wahyu pertama. Dengan tutur kata yang begitu lembut dan menyentuh hati, memberikan kesejukan pada hati sang suami.
- Seorang isteri hendaklah selalu menyambut dengan sikap penuh kehangatan ketika suami memasuki rumahnya karena inilah sambutan bidadari syurga. Dia melayani dan membahagiakan suaminya selama di sisinya. Ia sadar telah ditakdirkan Allah sebagai pendamping sekaligus pelayan bagi suaminya.

Dari semua keterangan di atas menunjukkan betapa besarnya hak suami terhadap istri. Istri yang shaleh tentu harus paham akan hal ini. Oleh karena itu, para istri hendaknya senantiasa berhati-hati dalam bersikap kepada suami, karena jika salah melangkah bisa membawa ke neraka dan sebaliknya jika benar bisa menghantarkan ke syurga dengan rahmat Allah.

Imam Ahmad dalam musnadnya meriwayatkan hadits dari Hushain bin Mihshan ra., dia bercerita, bibiku bercerita: Aku pernah datang memenuhi Rasulullah saw untuk suatu keperluan. Lalu beliau berkata, “Apakah kamu sudah menikah?” Bibiku menjawab, “Ya. Bagaimana sikap dan tindakanmu selama ini terhadapnya? Tanya Rasulullah lebih lanjut. Ia pun menjawab, “Aku senantiasa melayani kecuali bila aku tidak sanggup melakukannya. Beliau bersabda, “Coba renungkan kembali, bagaimana sikapmu terhadapnya. Sesungguhnya dia dapat menjadi sebab surgamu atau nerakamu”.

Sesungguhnya kebahagiaan yang selalu didambakan oleh setiap insan adalah kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Kebahagiaan keduanya tak mungkin dapat diraih oleh seseorang melainkan dengan kefaqihan dalam agama yang lurus. Apabila sebuah keluarga difaqihkan tentang agama oleh Allah, maka itulah karunia yang besar yang akan menghantarkan dirinya ke syurga kelak. Oleh karena itu, istri yang baik akan senantiasa memperdalam pengetahuannya tentang dien Islam. Lalu menghidupkan nilai-nilai islami ini dalam kehidupan rumah tangganya bersama sang suami. Karena tujuan wanita menjalin kehidupan rumah tangga adalah dalam rangka memelihara diri dan menyempurnakan setengah dien yang lain serta dalam rangka regenerasi mujahid yang ‘aliman shalihan. Insya Allah… **_am
“Ya Allah, berkahilah aku terhadap keluargaku, dan berkahilah mereka terhadapku. Ya Allah, satukanlah kami dengan kebajikan, dan pisahkanlah kami dengan kebajikan
jika Engkau memisahkan kami.”

(HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan)

12 December 2005

Muslimah, Antara Siap Dan Ingin Menikah

Muslimah, Antara Siap Dan Ingin Menikah :

Pernikahan Idham dan Rani berlangsung lancar. Kawan-kawan kuliah keduanya banyak yang datang, walaupun resepsi itu dilakukan jauh dari kota dimana mereka berdua menuntut ilmu. Di sudut ruangan, tampak sekelompok akhwat sedang menikmati hidangan. Mereka sedang menggoda Rifa, sahabat Rani, kapan Rifa akan segera menyusul Rani. Ditanya begitu, Rifa hanya tersenyum, dan menjawab, "Jika saatnya tiba." Namun tak lama setelah kejadian itu, timbul perasaan-perasaan ingin mengikuti jejak Rani di hati Rifa. Meski Rifa sendiri masih galau, apakah dirinya benar-benar sudah siap atau hanya ingin menikah??? Sahabat Muslimah… Banyak akhwat yang mengalami peristiwa yang dialami Rifa dalam ilustrasi diatas. Beberapa diantaranya rata-rata masih tercatat sebagai mahasiswi. Memang, menikah dini di kalangan mahasiswa akhir-akhir ini seolah menjadi trend yang sedang berkembang. Sahabat Muslimah… Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seorang akhwat ingin segera mengakhiri masa lajangnya, antara lain : 1. Karena Faktor Usia Banyak akhwat yang merasa gelisah karena usia yang sudah cukup untuk menikah, namun belum juga ditunjukkan siapa pendampingnya. 2. Melihat Teman Yang Sudah Menikah Adakalanya, jika teman kita sudah menikah, mereka bercerita kepada kita, betapa indah dan menyenangkannya hidup berumah tangga, sehinga membuat kita ingin segera merasakannya. 3. Dipanas-panasi Tak dipungkiri, di sebagian kalangan akhwat, salah satu topik favorit yang sering dibicarakan adalah seputar ikhwan dan nikah. Lambat laun, karena seringnya membicarakan hal itu, membuat hati sebagian akhwat kebat-kebit. Apalagi jika sudah ditambah bumbu-bumbu tertentu. Itulah sebabnya mengapa kita dilarang untuk membicarakan hal-hal yang tidak perlu, karena bisa saja membuat hati kita kotor. Sebagian lagi beralasan, mereka ingin segera menikah untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan. Bukan alasan yang salah sebenarnya. Tapi acapkali, karena terburu-buru ingin menikah, banyak hal yang lupa dipersiapkan. Sahabat muslimah… Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan ketika kita memutuskan untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Antara lain : 1. Kesiapan Pemikiran yang mencakup : a. Kematangan Visi Keislaman. Hal ini dimaksudkan, agar pasangan suami istri mempunyai frame yang sama mengenai Islam sebagai dasar rumah tangga, agar rumah tangga benar-benar bernilai ibadah, tidak hanya sebagai pemuas kebutuhan biologis saja. Dengan ajaran Islam sebagai landasan rumah tangga, diharapkan, rumah tangga tersebut dapat menjadi rumah tangga yang sakinah mawaddah warrahmah. b. Memiliki kematangan visi kepribadian. Disamping beragama secara kultural, banyak juga orang yang landasan keislamannya di bangun oleh emosi. Namun karena tidak dilandasi oleh pengetahuan Islam yang kuat, kadang membuat sebagian orang cepat futur, bosan dan lain sebagainya. Jika hal ini terjadi dalam rumah tangga, bisa menjadi sebab timbulnya kegagalan seseorang dalam berumah tangga. 2. Kesiapan Psikologis Kematangan psikologis yang dimaksud adalah kematangan atau kesiapan tertentu secara psikis, untuk mengahadapi berbagai tantangan yang akan dihadapi selama hidup berumah tangga. Seringkali karena secara psikologis kondisi seseorang belum siap, membuat pasangan suami istri tidak siap dengan berbagai kondisi pasca nikah. 3. Kematangan Fisik Ada beberapa hal yang menjadi persyaratan mutlak dalam sebuah perkawinan menurut Islam, yang berkaitan dengan fisik. Antara lain : a. Seorang laki-laki atau wanita yang kan menikah harus yakin bahwa alat-alat reproduksinya berfungsi dengan baik Karena salah satu sebab perceraian yang diperbolehkan dalam Islam adalah karena alat reproduksi pasangannya tidak berfungsi dengan baik. b. Usia. Kita juga harus menyadari, bahwa secara fisik, kita benar-benar sudah siap menikah. Itulah kenapa sebabnya seorang wanita dianjurkan untuk tidak menikah dalam usia yang masih dini. Banyak kasus yang terjadi, dimana anak-anak yang baru keluar dari sekolah dasar (usia sekitar 12-13 tahun) langsung dinikahkan. Di Barat, ada survey yang membuktikan, bahwa orang-orang yang melakukan hubungan seksual terlalu muda, pada umumnya di atas usia tiga puluh tahunan akan mengalami hambatan-hambatan fisik. Meskipun sekali lagi, tidak ada kriteria tertentu kapan seseorang menjadi matang secara fisik. Ada kasus-kasus tertentu, seperti halnya orang-orang tua zaman dulu, banyak yang tetap sehat dan memiliki keluarga besar, meskipun menikah dalam usia yang masih sangat muda. c. Kesehatan. Sebelum menikah, usahakan mengetahui kondisi fisik dan kesehatan calon pasangan kita. Kalau bisa, ketahui juga kesehatan keluarga calon pasangan kita itu, karena biasanya ada penyakit tertentu yang merupakan penyakit keturunan. 4. Kesiapan Finansial Perkawinan juga merupakan kerja ekonomi, tidak hanya cukup dengan cinta. Bukan berarti seorang muslimah harus materialistis. Namun hal ekonomi /finansial kadang menjadi pemicu konflik dalam rumah tangga. Meskipun ada beberapa pasangan yang merasa cukup hanya dengan bekal cinta saja, akan lebih baik jika kita mempersiapkan finansial sejak jauh-jauh hari. Sahabat muslimah… Menikah adalah sebuah Mitsaqan Ghalizhan, perjanjian yang sangat berat. Banyak konsekuensi yang harus dijalani suami istri dalam berumah tangga. Jangan pernah mengambil keputusan untuk menikah hanya karena 'ingin', sementara banyak faktor yang belum kita persiapkan. Jika sejak awal kita sudah mempersiapkan mahligai rumah tangga yang akan kita bina, niscaya kebahagiaan dunia dan akhirat akan kita rasakan. Insya Allah. Maka, apakah sahabat sudah ingin menikah, atau benar-benar siap dengan pernikahan???
09-10-2005KotaSantri.com :
(Disarikan dari buku : SEBELUM ANDA MENGAMBIL KEPUTUSAN BESAR ITU, Anis Matta, Syamiil -Ayyesha Yahya - Pernah dimuat di manajemenqolbu.com)

Muslimah Sejati, Dicari dan Dinanti!

Muslimah Sejati, Dicari dan Dinanti!

"SESUNGGUHNYA laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang taat, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, Allah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab [33] : 35).Mengutip tulisan Dr. Muhammad Ali Al-Hasyimy dalam bukunya yang berjudul Jati Diri Wanita Muslimah; "Wanita muslimah dengan tugas dan kewajiban yang sama dengan laki-laki, adalah pembawa risalah dalam kehidupan. Oleh karena itu, dia harus memiliki sifat sosial, dinamis dan dapat memberikan pengaruh, selama keadaan hidup dan keluarganya mengizinkan untuk itu, mau bergaul dengan wanita-wanita lain sesuai dengan kemampuannya serta mempergauli mereka dengan akhlak luhur yang diajarkan Islam yang menjadikannya berbeda dari wanita-wanita yang lain." Dimana pun berada, seorang muslimah harus senantiasa menjadi lentera yang menyinari, pelita hidayah, sumber bimbingan, dan menjadi aktivis yang senantiasa membangun, melakukan perbaikan dan penyadaran terhadap semua orang, baik melalui ucapan maupun perbuatan. Menjadi pribadi shalihah adalah idaman setiap muslimah. Karena seorang muslimah shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia. Pada kenyataannya, menjadi pribadi shalehah bukanlah hal yang mudah. Diperlukan usaha dan perjuangan yang kuat untuk mencapainya. Tantangan jahiliyah saat ini yang begitu besar. Kehidupan yang semakin mengarah kepada materialistis, hedonisme dan berbagai penyakit sosial lainnya yang dapat merusak fitrah kita sebagai seorang muslimah sejati. Apalagi konspirasi Yahudi dengan zionismenya menjadikan muslimah sebagai salah satu program pe-yahudi-an. Banyak jalur yang mereka manfaatkan untuk merusak fitrah muslimah, misalnya saja melalui jalur pendidikan, pemikiran, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Kehidupan muslimah masa kini yang dilumuri berbagai kontradiksi, disatu sisi ada yang serba berlebihan, disisi lain ada kekurangan. Banyak di antara muslimah yang memiliki kelebihan fisik dibandingkan dengan lainnya. Akan tetapi ia tidak mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi masyarakat sekitarnya, bahkan bagi diri dan keluarganya. Oleh karena itulah, seorang muslimah harus senantiasa memiliki kesadaran dan keiginan yang kuat untuk mempertahankan fitrahnya sebagai muslimah sejati yang tidak hanya cantik fisik akan tetapi lebih kepada kecantikan ruh yang terpancar dari hatinya yang senantiasa menjadi penerang dalam pekatnya kehidupan. Sebagai insan yang memiliki julukan 'makhluk halus' (memiliki perasaan sensitif dan halus), seorang muslimah memiliki pribadi yang berperasaan halus dan konsisten dalam berbagai persepsinya. Sungguh merupakan kepribadian baik yang dituntut keberadaannya. Akan tetapi jika hal itu terlalu menguasai dirinya, maka akan mengakibatkan sikap yang terlalu sensitif dan lunak, dan dapat merusak bahkan menghilangkan kekuatan serta keistimewaannya sebagai seorang muslimah sejati. Sebagai seorang manusia yang mengemban amanah menyeru kepada amar ma'ruf nahi munkar, seorang muslimah berkewajiban mengajak orang lain ke jalan yang telah ditunjukkan oleh Allah SWT. Apabila hal itu belum mampu ia laksanakan maka minimal ia melakukan pada diri sendiri, walaupun memang sangat sulit dibandingkan dengan mengatakan pada orang lain; lakukanlah amal kebaikan, jauhilah perkara-perkara yang mungkar, dan masih banyak lagi kata-kata yang keluar dari mulut kita, akan tetapi, kita sendiri tidak melakukannya. Na'udzubillah. Saat ini, banyak muslimah yang sedang berusaha menjadi muslimah shalihah. Mereka mengetahui jalan yang benar dan selalu berupaya untuk selalu berada pada kebenaran. Akan tetapi, banyak hal yang menjadi penyebab mereka sulit mencapainya. Hanya berdiam diri, tidak berusaha untuk terus maju, seakan-akan lupa makna-makna mulia sehingga tidak beramal demi makna itu. Mereka terkalahkan oleh kemapanan dan kemalasan, cinta dunia dan panjang angan-angan. Timbulnya berbagai permasalahan di kalangan muslimah saat ini merupakan satu hal yang patut kita jadikan sebagai cambuk sehingga dapat memacu diri untuk dapat mencapai gelar mulya (muslimah sejati) yang memiliki kualitas diri baik dari segi wawasan dan intelektual maupun dari segi ruh. Harapan besar telah diamanahkan kepada para muslimah yang mampu mengemban amanah, yang senantiasa mengokohkan kepribadiannya sebagai bukti nyata kesadaran, peningkatan dan loyalitas diri terhadap Islam serta terhadap peradaban manusia. Dan yang pasti, apa pun yang dilakukan seorang muslimah harus senantiasa dilandasi dengan niat yang satu, niat karena Allah dan hanya untuk menggapai ridha-Nya.
2005KotaSantri.com : (Asmi Syahida)[Swadaya-37]

11 December 2005